
Sebelum Eko memulai usaha ini, dia pernah mencoba bisnis elur puyuh, tetapi dia menglami kegagalan, sampai suatu hari ia tertarik untuk belajar menenun dari mertuanya dan tertarik untuk mengembangkannya. Sampai saat ini eko mampu mempekerjakan lebih dari 130 orang. Dimana masing-masing tenaga kerja dapat memproduksi 4buah tenunan lidi per minggunya. Tenaga kerja diambil dari lingkungan sekitar rumahnya dengan upah Rp 1.100 per meter tenunan.
Proses poduksi tenunan lidi ini sama seperti menenun pada kain, pertama benang dipintal menjadi gulungan besr, lalu lidi kering yang telah dibersihkan dipintal bersama benang. Barang setengah jadi pun telah dibuat dengan panjang 11meter dan lebar 1/2meter. Setelah itu hasil tenunan dapat dibentuk sesuai pesanan dan dapat ditambahkan beberapa ornamen seperti pita, kerang-kerangan, atau ornamen lainnya sehingga barang hasil tenunan menjadi lebih menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi. Tenun lidi yang telah jadi dijual seharga Rp 5.000 per meternya. Omset perbulannya dapat mencapai Rp 28juta dengan keuntungan kurang lenih 35persen.

Proses pemasaran yang dilakukan oleh eko dengan mengunjungi perusahaan-perusahaan secara langsung dan memberikan contoh produknya. Hal itu tentu dapat menghemat biaya promosi tetapi dapat menambah jumlah pelanggannya. Menurut saya kemajuan teknologi yang ada sekarang ini dapat digunakan untuk memudahkan pemasaran dari produk tenunan lidi ini, salah satunya melalui situs jejaring sosial seperti facebook. Selain kita bisa menghemat biaya promosi tetapi juga bisa menambah pangsa pasar dari produk tenun lidi ini. Mungkin bisa juga melalui suatu blog, kita bisa mempromosikan produk dengan memperlihatkan gambar dari produk yang dibuat. Dan untuk masalah kurangnya tenaga kerja, dapat diadakan sejenis pelatihan dan tidak hanya dilakukan pada masyarat sekitar saja tetapi juga untuk masyarakat yang lenih luas jangkauannya.
Sumber :
http://www.ciputraentrepreneurship.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar